3 orang tua (Ef 6:1-3) 4. suami (1 Pet 3:1-4) 5. Majikan (1 Pet 2:13-23) kita harus hidup dalam sikap berpuasa karena kita seharusnya hidup dalam sikap bergantung kepada Allah. Ketika kita menghadapi masalah keuangan, kita biasanya melakukan jalan pintas, meminjam uang, mengatur pembayaran dengan debitur kita; dan ketika yang lain-lainnya ๏ปฟPertama Orang sakit ketika sulit dimaksudkan sakit adalah seseorang yang mengidap penyakit yang membuatnya tidak lagi dikatakan sehat. Para ulama telah sepakat mengenai bolehnya orang sakit untuk tidak berpuasa secara umum. Nanti ketika sembuh, dia diharuskan mengqodhoโ€™ puasanya menggantinya di hari lain. Dalil mengenai hal ini adalah firman Allah Taโ€™ala,ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุฑููŠุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽููŽุฑู ููŽุนูุฏูŽู‘ุฉูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ุฃูุฎูŽุฑูŽโ€œDan barang siapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.โ€ QS. Al Baqarah 185Untuk orang sakit ada tiga kondisi[1]Kondisi pertama adalah apabila sakitnya ringan dan tidak berpengaruh apa-apa jika tetap berpuasa. Contohnya adalah pilek, pusing atau sakit kepala yang ringan, dan perut keroncongan. Untuk kondisi pertama ini tetap diharuskan untuk kedua adalah apabila sakitnya bisa bertambah parah atau akan menjadi lama sembuhnya dan menjadi berat jika berpuasa, namun hal ini tidak membahayakan. Untuk kondisi ini dianjurkan untuk tidak berpuasa dan dimakruhkan jika tetap ingin ketiga adalah apabila tetap berpuasa akan menyusahkan dirinya bahkan bisa mengantarkan pada kematian. Untuk kondisi ini diharamkan untuk berpuasa. Hal ini berdasarkan firman Allah Taโ€™ala,ูˆูŽู„ุง ุชูŽู‚ู’ุชูู„ููˆุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’โ€œDan janganlah kamu membunuh dirimu.โ€ QS. An Nisaโ€™ 29Apakah orang yang dalam kondisi sehat boleh tidak berpuasa karena jika berpuasa dia ditakutkan sakit?Boleh untuk tidak berpuasa bagi orang yang dalam kondisi sehat yang ditakutkan akan menderita sakit jika dia berpuasa. Karena orang ini dianggap seperti orang sakit yang jika berpuasa sakitnya akan bertambah parah atau akan bertambah lama sembuhnya. Allah Taโ€™ala berfirman,ูˆูŽู„ุง ุชูŽู‚ู’ุชูู„ููˆุง ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’โ€œDan janganlah kamu membunuh dirimu.โ€ QS. An Nisaโ€™ 29ูŠูุฑููŠุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจููƒูู…ู ุงู„ู’ูŠูุณู’ุฑูŽ ูˆูŽู„ุง ูŠูุฑููŠุฏู ุจููƒูู…ู ุงู„ู’ุนูุณู’ุฑูŽโ€œAllah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.โ€ QS. Al Baqarah 185ูˆูŽู…ูŽุง ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู†ู ู…ูู†ู’ ุญูŽุฑูŽุฌูโ€œDia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.โ€ QS. Al Hajj 78ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑู’ุชููƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ููŽุฃู’ุชููˆุง ู…ูู†ู’ู‡ู ู…ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูู…ู’โ€œJika aku memerintahkan kalian untuk melakukan suatu perkara, maka lakukanlah semampu kalian.โ€[2]Kedua Orang yang bersafar ketika sulit yang melakukan perjalanan jauh sehingga mendapatkan keringanan untuk mengqoshor shalat dibolehkan untuk tidak dari hal ini adalah firman Allah Taโ€™ala,ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุฑููŠุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽููŽุฑู ููŽุนูุฏูŽู‘ุฉูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ุฃูุฎูŽุฑูŽโ€œDan barang siapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.โ€ QS. Al Baqarah 185Apakah jika seorang musafir berpuasa, puasanya dianggap sah?Mayoritas sahabat, tabiโ€™in dan empat imam madzhab berpendapat bahwa berpuasa ketika safar itu riwayat dari Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Ibnu Umar yang menyatakan bahwa berpuasa ketika safar tidaklah sah dan tetap wajib mengqodhoโ€™. Ada yang mengatakan bahwa seperti ini pendapat mayoritas ulama lebih kuat sebagaimana dapat dilihat dari dalil-dalil yang nanti akan kami yang lebih utama bagi orang yang bersafar, berpuasa ataukah tidak?Para ulama dalam hal ini berselisih pendapat. Setelah meneliti lebih jauh dan menggabungkan berbagai macam dalil, dapat kita katakan bahwa musafir ada tiga pertama adalah jika berat untuk berpuasa atau sulit melakukan hal-hal yang baik ketika itu, maka lebih utama untuk tidak berpuasa. Dalil dari hal ini dapat kita lihat dalam hadits Jabir bin Abdillah. Jabir mengatakan,ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ููู‰ ุณูŽููŽุฑู ุŒ ููŽุฑูŽุฃูŽู‰ ุฒูุญูŽุงู…ู‹ุง ุŒ ูˆูŽุฑูŽุฌูู„ุงู‹ ู‚ูŽุฏู’ ุธูู„ูู‘ู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ยป . ููŽู‚ูŽุงู„ููˆุง ุตูŽุงุฆูู…ูŒ . ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุจูุฑูู‘ ุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ู…ู ููู‰ ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑูโ€œRasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika bersafar melihat orang yang berdesak-desakan. Lalu ada seseorang yang diberi naungan. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, โ€œSiapa ini?โ€ Orang-orang pun mengatakan, โ€œIni adalah orang yang sedang berpuasa.โ€ Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, โ€œBukanlah suatu yang baik jika seseorang berpuasa ketika dia bersafarโ€.[3] Di sini dikatakan tidak baik berpuasa ketika safar karena ketika itu adalah kondisi yang kedua adalah jika tidak memberatkan untuk berpuasa dan tidak menyulitkan untuk melakukan berbagai hal kebaikan, maka pada saat ini lebih utama untuk berpuasa. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, di mana beliau masih tetap berpuasa ketika Abu Dardaโ€™, beliau berkata,ุฎูŽุฑูŽุฌู’ู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ูู‘ โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ููู‰ ุจูŽุนู’ุถู ุฃูŽุณู’ููŽุงุฑูู‡ู ููู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุญูŽุงุฑูู‘ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูŽุถูŽุนูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ูŠูŽุฏูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุฃู’ุณูู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘ ุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ูููŠู†ูŽุง ุตูŽุงุฆูู…ูŒ ุฅูู„ุงูŽู‘ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ูู‘ โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ูˆูŽุงุจู’ู†ู ุฑูŽูˆูŽุงุญูŽุฉูŽโ€œKami pernah keluar bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di beberapa safarnya pada hari yang cukup terik. Sehingga ketika itu orang-orang meletakkan tangannya di kepalanya karena cuaca yang begitu panas. Di antara kami tidak ada yang berpuasa. Hanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam saja dan Ibnu Rowahah yang berpuasa ketika itu.โ€[4]Apabila tidak terlalu menyulitkan ketika safar, maka puasa itu lebih baik karena lebih cepat terlepasnya kewajiban. Begitu pula hal ini lebih mudah dilakukan karena berpuasa dengan orang banyak itu lebih menyenangkan daripada mengqodhoโ€™ puasa sendiri sedangkan orang-orang tidak ketiga adalah jika berpuasa akan mendapati kesulitan yang berat bahkan dapat mengantarkan pada kematian, maka pada saat ini wajib tidak berpuasa dan diharamkan untuk berpuasa. Dari Jabir bin Abdillah, beliau berkata,ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุนูŽุงู…ูŽ ุงู„ู’ููŽุชู’ุญู ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽูƒูŽู‘ุฉูŽ ููู‰ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ููŽุตูŽุงู…ูŽ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุจูŽู„ูŽุบูŽ ูƒูุฑูŽุงุนูŽ ุงู„ู’ุบูŽู…ููŠู…ู ููŽุตูŽุงู…ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุซูู…ูŽู‘ ุฏูŽุนูŽุง ุจูู‚ูŽุฏูŽุญู ู…ูู†ู’ ู…ูŽุงุกู ููŽุฑูŽููŽุนูŽู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ู†ูŽุธูŽุฑูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ุดูŽุฑูุจูŽ ููŽู‚ููŠู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ุจูŽุนู’ุถูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ู‚ูŽุฏู’ ุตูŽุงู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ุงู„ู’ุนูุตูŽุงุฉู ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ุงู„ู’ุนูุตูŽุงุฉูโ€œSesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar pada tahun Fathul Makkah 8 H menuju Makkah di bulan Ramadhan. Beliau ketika itu berpuasa. Kemudian ketika sampai di Kurooโ€™ Al Ghomim suatu lembah antara Mekkah dan Madinah, orang-0rang ketika itu masih berpuasa. Kemudian beliau meminta diambilkan segelas air. Lalu beliau mengangkatnya dan orang-orang pun memperhatikan beliau. Lantas beliau pun meminum air tersebut. Setelah beliau melakukan hal tadi, ada yang mengatakan, โ€œSesungguhnya sebagian orang ada yang tetap berpuasa.โ€ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun mengatakan, โ€œMereka itu adalah orang yang durhaka. Mereka itu adalah orang yang durhakaโ€.โ€[5] Nabi shallallahu alaihi wa sallam mencela keras seperti ini karena berpuasa dalam kondisi sangat-sangat sulit seperti ini adalah sesuatu yang waktu diperbolehkan tidak berpuasa bagi musafir?Dalam hal ini, kita mesti melihat beberapa keadaanPertama, jika safar dimulai sebelum terbit fajar atau ketika fajar sedang terbit dan dalam keadaan bersafar, lalu diniatkan untuk tidak berpuasa pada hari itu; untuk kondisi semacam ini diperbolehkan untuk tidak berpuasa berdasarkan kesepakatan para ulama. Alasannya, pada kondisi semacam ini sudah disebut musafir karena sudah adanya sebab yang memperbolehkan untuk tidak jika safar dilakukan setelah fajar atau sudah di waktu siang, maka menurut pendapat Imam Ahmad yang lain, juga pendapat Ishaq dan Al Hasan Al Bashri, dan pendapat ini juga dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, boleh berbuka tidak berpuasa di hari itu. Inilah pendapat yang lebih dari pendapat terakhir ini adalah keumuman firman Allah Taโ€™ala,ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุฑููŠุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽููŽุฑู ููŽุนูุฏูŽู‘ุฉูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ุฃูุฎูŽุฑูŽโ€œDan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.โ€ QS. Al Baqarah 185Dan juga hadits Jabir sebagaimana telah disebutkan di atas โ€œSesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar pada tahun Fathul Makkah 8 H menuju Makkah di bulan Ramadhan. Beliau ketika itu berpuasa. Kemudian ketika sampai di Kurooโ€™ Al Ghomim suatu lembah antara Mekkah dan Madinah, orang-0rang ketika itu masih berpuasa. Kemudian beliau meminta diambilkan segelas air. Lalu beliau mengangkatnya dan orang-orang pun memperhatikan beliau. Lantas beliau pun meminum air tersebut. โ€ฆBegitu pula yang menguatkan hal ini adalah dari Muhammad bin Kaโ€™ab. Dia mengatakan,ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชู ุฃูŽู†ูŽุณูŽ ุจู’ู†ูŽ ู…ูŽุงู„ููƒู ููู‰ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูุฑููŠุฏู ุณูŽููŽุฑู‹ุง ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุฑูุญูู„ูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุงุญูู„ูŽุชูู‡ู ูˆูŽู„ูŽุจูุณูŽ ุซููŠูŽุงุจูŽ ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑู ููŽุฏูŽุนูŽุง ุจูุทูŽุนูŽุงู…ู ููŽุฃูŽูƒูŽู„ูŽ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ู„ูŽู‡ู ุณูู†ูŽู‘ุฉูŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูู†ูŽู‘ุฉูŒ. ุซูู…ูŽู‘ ุฑูŽูƒูุจูŽ.โ€œAku pernah mendatangi Anas bin Malik di bulan Ramadhan. Saat ini itu Anas juga ingin melakukan safar. Dia pun sudah mempersiapkan kendaraan dan sudah mengenakan pakaian untuk bersafar. Kemudian beliau meminta makanan, lantas beliau pun memakannya. Kemudian aku mengatakan pada Annas, โ€œApakah ini termasuk sunnah ajaran Nabi?โ€ Beliau mengatakan, โ€œIni termasuk sunnah.โ€ Lantas beliau pun berangkat dengan kendaraannya.โ€[6] Hadits ini merupakan dalil bahwa musafir boleh berbuka sebelum dia pergi jika berniat puasa padahal sedang bersafar, kemudian karena suatu sebab di tengah perjalanan berbuka, maka hal ini diperbolehkan. Alasannya adalah dalil yang telah kami sebutkan pada kondisi kedua dari hadits Abu Darda โ€œKami pernah keluar bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di beberapa safarnya pada hari yang cukup terik. Sehingga ketika itu orang-orang meletakkan tangannya di kepalanya karena cuaca yang begitu panas. Di antara kami tidak ada yang berpuasa. Hanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam saja dan Ibnu Rowahah yang berpuasa ketika itu.โ€[7]Kapan berakhirnya keringanan untuk tidak berpuasa bagi musafir?Berakhirnya keringanan rukhsoh bagi musafir untuk tidak berpuasa adalah dalam dua keadaan 1 ketika berniat untuk bermukim, dan 2 jika telah kembali ke orang yang bersafar tersebut kembali ke negerinya pada malam hari, maka keesokan harinya dia wajib berpuasa tanpa ada perselisihan ulama dalam hal apabila dia kembali pada siang hari, sedangkan sebelumnya tidak berpuasa, apakah ketika dia sampai di negerinya, dia jadi ikut berpuasa hingga berbuka?Untuk kasus yang satu ini ada dua pendapat. Pendapat yang lebih tepat adalah dia tidak perlu menahan diri dari makan dan minum. Jadi boleh tidak berpuasa hingga waktu berbuka. Inilah pendapat Imam Asy Syafiโ€™i dan Imam Malik. Terdapat perkataan yang shohih dari Ibnu Masโ€™ud,ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽูƒูŽู„ูŽ ุฃูŽูˆูŽู‘ู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ู‡ูŽุงุฑู ููŽู„ู’ูŠูŽุฃู’ูƒูู„ู’ ุขุฎูุฑูŽู‡ูโ€œBarangsiapa yang makan di awal siang, maka makanlah pula di akhir siang.โ€[8] Jadi, jika di pagi harinya tidak berpuasa, maka di siang atau sore harinya pun tidak perlu berpuasa.[9]Ketiga Orang yang sudah tua rentah dan dalam keadaan lemah, juga orang sakit yang tidak kunjung ulama sepakat bahwa orang tua yang tidak mampu berpuasa, boleh baginya untuk tidak berpuasa dan tidak ada qodho baginya. Menurut mayoritas ulama, cukup bagi mereka untuk memberi fidyah yaitu memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan. Pendapat mayoritas ulama inilah yang lebih kuat. Hal ini berdasarkan firman Allah Taโ€™ala,ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูŠูุทููŠู‚ููˆู†ูŽู‡ู ููุฏู’ูŠูŽุฉูŒ ุทูŽุนูŽุงู…ู ู…ูุณู’ูƒููŠู†ูโ€œDan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.โ€ QS. Al Baqarah 184Begitu pula orang sakit yang tidak kunjung sembuh, dia disamakan dengan orang tua rentah yang tidak mampu melakukan puasa sehingga dia diharuskan mengeluarkan fidyah memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan.Ibnu Qudamah mengatakan, โ€œOrang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, maka dia boleh tidak berpuasa dan diganti dengan memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang ditinggalkan. Karena orang seperti ini disamakan dengan orang yang sudah tua.โ€[10]Keempat Wanita hamil dan antara kemudahan dalam syarโ€™at Islam adalah memberi keringanan kepada wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa. Jika wanita hamil takut terhadap janin yang berada dalam kandungannya dan wanita menyusui takut terhadap bayi yang dia sapih โ€“misalnya takut kurangnya susu- karena sebab keduanya berpuasa, maka boleh baginya untuk tidak berpuasa, dan hal ini tidak ada perselisihan di antara para ulama. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุนูŽุฒูŽู‘ ูˆูŽุฌูŽู„ูŽู‘ ูˆูŽุถูŽุนูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูุณูŽุงููุฑู ุดูŽุทู’ุฑูŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ูˆูŽุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูุณูŽุงููุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุงู…ูู„ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุฑู’ุถูุนู ุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ู…ูŽ ุฃูŽูˆู ุงู„ุตูู‘ูŠูŽุงู…ูŽโ€œSesungguhnya Allah azza wa jalla meringankan setengah shalat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui.โ€[11]Namun apa kewajiban wanita hamil dan menyusui jika tidak berpuasa, apakah ada qodhoโ€™ ataukah mesti menunaikan fidyah? Inilah yang diperselisihkan oleh para Jashshosh rahimahullah mengatakan, โ€œPara ulama salaf telah berselisih pendapat dalam masalah ini menjadi tiga pendapat. Ali berpendapat bahwa wanita hamil dan menyusui wajib qodhoโ€™ jika keduanya tidak berpuasa dan tidak ada fidyah ketika itu. Pendapat ini juga menjadi pendapat Ibrahim, Al Hasan dan Athoโ€™. Ibnu Abbas berpendapat cukup keduanya membayar fidyah saja, tanpa ada qodhoโ€™. Sedangkan Ibnu Umar dan Mujahid berpendapat bahwa keduanya harus menunaikan fidyah sekaligus qodhoโ€™.โ€[12]Pendapat terkuat adalah pendapat yang menyatakan cukup mengqodhoโ€™ saja. Ada dua alasan yang bisa diberikan,Alasan pertama dari hadits Anas bin Malik, ia berkata,ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูˆูŽุถูŽุนูŽ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ู…ูุณูŽุงููุฑู ู†ูุตู’ููŽ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุตูŽู‘ูˆู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุญูุจู’ู„ูŽู‰ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุฑู’ุถูุนูโ€œSesungguhnya Allah meringankan separuh shalat dari musafir, juga puasa dari wanita hamil dan menyusui.โ€[13]Al Jashshosh rahimahullah menjelaskan, โ€œKeringanan separuh shalat tentu saja khusus bagi musafir. Para ulama tidak ada beda pendapat mengenai wanita hamil dan menyusui bahwa mereka tidak dibolehkan mengqoshor shalat. โ€ฆ Keringanan puasa bagi wanita hamil dan menyusui sama halnya dengan keringanan puasa bagi musafir. โ€ฆ Dan telah diketahui bahwa keringanan puasa bagi musafir yang tidak berpuasa adalah mengqodhonya, tanpa adanya fidyah. Maka berlaku pula yang demikian pada wanita hamil dan menyusui. Dari sini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara wanita hamil dan menyusui jika keduanya khawatir membahayakan dirinya atau anaknya ketika mereka berpuasa karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam sendiri tidak merinci hal ini.โ€[14]Perkataan Al Jashshosh ini sebagai sanggahan terhadap pendapat yang menyatakan wajib mengqodhoโ€™ bagi yang hamil sedangkan bagi wanita menyusui adalah dengan mengqodhoโ€™ dan memberi makan kepada orang miskin bagi setiap hari yang kedua Selain alasan di atas, ulama yang berpendapat cukup mengqodhoโ€™ saja tanpa fidyah menganggap bahwa wanita hamil dan menyusui seperti orang sakit. Sebagaimana orang sakit boleh tidak puasa, ia pun harus mengqodhoโ€™ di hari lain. Ini pula yang berlaku pada wanita hamil dan menyusui. Karena dianggap seperti orang sakit, maka mereka cukup mengqodhoโ€™ sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Taโ€™ala,ููŽู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ู…ูŽุฑููŠุถู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽููŽุฑู ููŽุนูุฏูŽู‘ุฉูŒ ู…ูู†ู’ ุฃูŽูŠูŽู‘ุงู…ู ุฃูุฎูŽุฑูŽโ€œMaka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.โ€ QS. Al Baqarah 184Pendapat ini didukung pula oleh ulama belakangan semacam Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah. Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata, โ€œHukum wanita hamil dan menyusui jika keduanya merasa berat untuk berpuasa, maka keduanya boleh berbuka tidak puasa. Namun mereka punya kewajiban untuk mengqodho mengganti puasa di saat mampu karena mereka dianggap seperti orang yang sakit. Sebagian ulama berpendapat bahwa cukup baginya untuk menunaikan fidyah memberi makan kepada orang miskin untuk setiap hari yang ia tidak berpuasa. Namun pendapat ini adalah pendapat yang lemah. Yang benar, mereka berdua punya kewajiban qodhoโ€™ mengganti puasa karena keadaan mereka seperti musafir atau orang yang sakit yaitu diharuskan untuk mengqodhoโ€™ ketika tidak berpuasa, -pen. Hal ini berdasarkan firman Allah Taโ€™ala yang artinya, โ€œMaka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.โ€ QS. Al Baqarah 184[15]Kondisi ini berlaku bagi keadaan wanita hamil dan menyusui yang masih mampu menunaikan qodhoโ€™[16]. Dalam kondisi ini dia dianggap seperti orang sakit yang diharuskan untuk mengqodhoโ€™ di hari lain ketika ia tidak berpuasa. Namun apabila mereka tidak mampu untukk mengqodhoโ€™ puasa, karena setelah hamil atau menyusui dalam keadaan lemah dan tidak kuat lagi, maka kondisi mereka dianggap seperti orang sakit yang tidak kunjung sembuhnya. Pada kondisi ini, ia bisa pindah pada penggantinya yaitu menunaikan fidyah, dengan cara memberi makan pada satu orang miskin setiap harinya.[17]Catatan penting yang perlu diperhatikan bahwa wanita hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa jika memang ia merasa kepayahan, kesulitan, takut membahayakan dirinya atau anaknya. Al Jashshosh rahimahullah mengatakan, โ€œJika wanita hamil dan menyusui berpuasa, lalu dapat membahayakan diri, anak atau keduanya, maka pada kondisi ini lebih baik bagi keduanya untuk tidak berpuasa dan terlarang bagi keduanya untuk berpuasa. Akan tetapi, jika tidak membawa dampak bahaya apa-apa pada diri dan anak, maka lebih baik ia berpuasa, dan pada kondisi ini tidak boleh ia tidak berpuasa.โ€[18]Penulis Muhammad Abduh TuasikalArtikel Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/118-120.[2] HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337, dari Abu Hurairah.[3] HR. Bukhari no. 1946 dan Muslim no. 1115.[4] HR. Bukhari no. 1945 dan Muslim no. 1122.[5] HR. Muslim no. 1114.[6] HR. Tirmidzi no. 799. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih[7] HR. Bukhari no. 1945 dan Muslim no. 1122[8] Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam mushonnaf-nya 2/286. Abu Malik mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.[9] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2/120-125.[10] Al Mughni, 4/396.[11] HR. An Nasai no. 2275, Ibnu Majah no. 1667, dan Ahmad 4/347. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.[12] Ahkamul Qurโ€™an, 1/224. Lihat pula Bidayatul Mujtahid hal. 276 dan Shahih Fiqh Sunnah 2/125-126.[13] HR. An Nasai no. 2274 dan Ahmad 5/29. Syaikh Al Albani dan Syaikh Syuโ€™aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan.[14] Ahkamul Qurโ€™an, Ahmad bin Ali Ar Rozi Al Jashshosh, 1/224[15] Majmuโ€™ Al Fatawa Ibnu Baz, 15/225[16] Wanita yang dalam kondisi semacam ini menunaikan qodhoโ€™ di saat dia mampu. Jika sampai dua tahun ditunda karena masih butuh waktu untuk menyusui, maka tidak mengapa dia tunda qodhoโ€™nya sampai dia mampu.[17] Lihat Panduan Ibadah Wanita Hamil, hal. 46.[18] Ahkamul Qurโ€™an, Al Jashshosh, 1/223. Kitabisa belajar pengampunan dari 3 tokoh ini lho: 1. Yusuf (Kejadian 37) Yusuf adalah anak kesayangan Yakub karena Yusuf lahir di masa tua Yakub sekaligus dari istri kesayangannya, Rahel. Karena perlakuan Yabub yang meng'anak' emaskan Yusuf inilah membuat saudara-saudaranya yang lain menjadi marah dan sangat membenci Yusuf. Oleh NURCHOLISH MADJIDIdul Fitri adalah hari raya kita semua, hari raya kemanusiaan universal, hari raya kesucian primordial manusia, hari raya fitrah, hari raya manusia sebagai makhluk yang hanif, makhluk yang merindukan kebenaran dan kebaikan, yang berbahagia karena kebenaran dan kebaikan. Hari raya puncak perolehan kerohanian kita setelah berpuasa selama sebulan, hari raya kembali ke fitrah, kesucian asal ciptaan Allah untuk manusia Id-u-l-Fithr-i. Kita kembali ke fitrah kesucian adalah atas bimbingan Allah, Tuhan Yang Maha Esa, melalui latihan menahan diri yang kita jalankan dengan penuh ketulusan, yang telah kita genapkan bilangannya selama sebulan. Maka, di hari ini kita kumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai pernyataan rasa syukur kita kepada Allah atas segala petunjuk-Nya itu. Hari raya puncak perolehan kerohanian kita setelah berpuasa selama sebulan Disebabkan oleh hakikatnya yang terkait langsung dengan ajaran dasar agama, maka hari raya ini adalah peristiwa yang amat sentral dalam kehidupan kaum beriman. Maka, marilah kita renungkan sejenak makna dan hakikat hari raya ini. Secara budaya keagamaan di negeri kita tercinta ini, dengan kedatangan hari raya kesucian manusia ini kita ucapkan Min al-'Aidin wal Faizin, semoga kita semua tergolong mereka yang kembali ke fitrah, dan berhasil tidak sia-sia menjalankan ibadah puasa. Karena, memang kembali ke fitrah itulah hasil dan wujud utama dari semangat takwa yang menjadi tujuan ibadah puasa. Tujuan itu terdapat secara umum dan universal pada semua manusia. Karena, itu setiap umat mempunyai cara sendiri dalam menjalankan ibadah puasa, sebagaimana kita umat Muhammad juga punya cara sendiri menjalankannya. Semuanya itu dengan tujuan membentuk manusia yang bertakwa. QS 2 183. Lalu apa makna dan hakikat takwa itu? Yang utama dan pertama ialah beriman kepada Allah dalam kegaiban, dalam keadaan kita tidak melihat-Nya dengan mata kepala kita, namun kita menyadari kehadiran-Nya dalam hidup kita. Takwa ialah kesadaran bahwa Allah beserta kita dimanapun kita berada, dan Allah itu Maha Tahu atas segala sesuatu yang kita perbuat. QS 57 4. Lalu apa makna dan hakikat takwa itu? Yang utama dan pertama ialah beriman kepada Allah dalam kegaiban. Menanamkan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup itulah tujuan semua ibadah, dan hikmah seluruh ajaran Tuhan dalam semua kitab suci. Alquran menyebut dirinya sebagai kitab yang tiada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, yang sifat pertamanya ialah beriman kepada kegaiban, atau beriman dalam kegaiban. Dalam Alquran juga disebutkan bahwa kitab-kitab suci sebelumnya, seperti yang diturunkan kepada Nabi Musa bersama Nabi Harun, adalah juga dengan tujuan menanamkan kesadaran orang-orang yang bertakwa, yang takut kepada Tuhan dalam kegaiban, dalam keadaan mereka tidak melihat-Nya namun sadar akan kehadiran-Nya, sama dengan tujuan Alquran. QS 21 48-50. Berdasarkan ajaran pokok itu, Alquran juga mengajarkan bahwa percobaan Allah berupa adanya godaan penyelewengan adalah untuk diketahui siapa yang takut kepada Allah dalam kegaiban, dan siapa yang tetap melanggar dalam kegaiban ini. QS 5 4. Beriman kepada Allah dalam kegaiban! Takut kepada Allah dalam keadaan kita tidak melihat-Nya, tapi kita menyadari akan kehadiran-Nya dalam semua kegiatan kita. Itulah takwa! Itulah tujuan kita berpuasa. Beriman kepada Allah dalam kegaiban! Takut kepada Allah dalam keadaan kita tidak melihat-Nya, tapi kita menyadari akan kehadiran-Nya dalam semua kegiatan kita. Maka, jika kita tidak dapat mencapai tujuan itu, dengan sendirinya puasa kita adalah sia-sia, adalah muspra tanpa guna. Kita berpuasa hanya mendapatkan derita lapar dan dahaga semata. Sebab, jika kita masih melanggar batas dalam kegaiban, maka sesungguhnya kita tidak beriman. Atau, paling tidak iman kita cacat, tidak sempurna. Nabi SAW mengajarkan bahwa orang tidak akan berbuat dosa selagi ia beriman. Atau, tidaklah orang beriman selagi ia menjalankan perbuatan dosa. Oleh karena itu, sepatutnya kita senantiasa merenungkan keadaan diri kita. Kita semua merasa diri kita sebagai kaum beriman. Tetapi, dalam kenyataannya acapkali kita tidak dapat menahan diri, kemudian tergoda melakukan dosa, padahal Allah senantiasa menyaksikan. Dalam pikiran kita selalu ada ancaman adanya momen, saat sekejap betapapun singkatnya, ketika kita lalai, bahkan ingkar, akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bahwa Tuhan beserta kita dimanapun kita berada. Jadi, sesungguhnya kita kaum beriman ini senantiasa terancam kehilangan iman. Karena itu, Allah SWT tetap memperingatkan kita kaum beriman untuk beriman! Yaitu, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kepada ajaran Kitab Suci yang diturunkan kepada Rasul itu, serta kepada ajaran kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para rasul sebelumnya. QS 4 136. Mengapa kita harus beriman kepada semua kitab suci dan semua nabi? Karena semua kitab suci dan semua nabi dan rasul mengajarkan ajaran yang sama. Semuanya mengajarkan beriman kepada Allah, menjalani hidup yang bersih, dan berbuat baik kepada sesama manusia. Mengapa kita harus beriman kepada semua kitab suci dan semua nabi? Karena semua kitab suci dan semua nabi dan rasul mengajarkan ajaran yang sama. Semua umat para nabi dan rasul adalah umat yang tunggal, dan semuanya harus bertakwa kepada Tuhan. "Wahai para rasul, makanlah kamu semua dan yang baik-baik, dan perbuatlah hal-hal yang baik. Sesungguhnya Aku Tuhan, mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan. Dan sesungguhnya umat ini adalah umatmu sekalian, umat yang tunggal, dan Aku adalah Tuhanmu sekalian, maka bertakwalah kamu kepada-Ku." QS 23 51-52. Oleh karena itu, Rasul Allah Muhammad SAW menegaskan, "Kami golongan para nabi, agama kami adalah sama. Para nabi adalah bersaudara tunggal bapak lain ibu." Lebih jauh, Kitab Suci mengajarkan bahwa umat manusia adalah umat yang tunggal, yang kemudian saling berselisih yang dapat membawa kehancurannya. Namun, Allah tetap menunjukkan kasih-Nya kepada umat manusia sehingga tidak langsung menghukumnya atas dosa-dosa perselisihannya, untuk memberi kesempatan mereka bertobat. Lebih jauh, Kitab Suci mengajarkan bahwa umat manusia adalah umat yang tunggal. "Tidaklah manusia itu melainkan umat yang satu sama, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhan-mu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu." QS 10 19. Karena itu, dalam suasana hidup penuh kedamaian tidaklah berarti bahwa perbedaan sesama manusia akan lenyap. Perbedaan yang tidak hakiki akan selamanya tetap ada di antara manusia. Tetapi, dengan anugerah rahmat dan kasih Tuhan kepada manusia, perbedaan itu tidak akan membawa pertikaian, dan memang demikian itulah Allah menciptakan manusia. Perbedaan antara sesama manusia memang dapat menjadi pangkal perselisihan dan persengketaan sesama kita, kecuali jika ada anugerah rahmat kasih sayang Allah kepada kita. Sebaliknya, jika tiada anugerah rahmat kasih sayang Allah itu kepada kita, kemudian kita terus-menerus bersilang sengketa dan bertikai, maka itulah jaminan kita bakal hidup sengsara. QS 11 118-119. Maka, dengan rahmat Allah, perbedaan bukanlah suatu cacat atau kekurangan. Perbedaan akan membawa berkah dan hikmah karena dapat menjadi pendorong perlombaan antara kita menuju berbagai kebaikan. Perbedaan sesama manusia adalah kehendak dan rahasia Ilahi, dan kelak dalam alam akhirat setelah kita mati, barulah kita akan mendapat keterangan apa hakikatnya! QS 5 48. Maka, dengan rahmat Allah, perbedaan bukanlah suatu cacat atau kekurangan. Bagi sejumlah kalangan di antara kita, perbedaan lahiri antara berbagai golongan disalahpahami sebagai perbedaan hakiki. Maka bagi mereka itu, seperti halnya bagi kaum musyrik, sulit sekali memenuhi ajakan untuk tidak berpecah belah, untuk bersatu dalam ajaran-ajaran dasar kesucian dari Tuhan Yang Maha Esa. QS 42 13. Maka, karena persamaan dasar syariat agama semua nabi itu, Allah mengajarkan kepada kita sekalian agar beriman kepada semua kitab suci dan semua nabi, tanpa membeda-bedakan salah seorang pun dari antara mereka. Ajaran semua nabi itu sama, karena semua berasal dari Allah SWT, dan semua kembali kepada-Nya. QS 2 285. Karena itu, para penganut kitab suci dilarang bertikai dan bersilang dengan sesamanya, kecuali terhadap mereka yang zalim. Sebab, semua kitab suci mengajarkan ajaran yang sama, dan berasal dari Tuhan yang sama, Tuhan Yang Esa. QS 29 46. Memang dalam kenyataannya, perbedaan lahiri, perbedaan yang tidak hakiki, tidak semuanya dapat dihindari. Demikian itu, antara lain, karena adanya perbedaan latar belakang lingkungan kehidupan, baik lingkungan alam maupun lingkungan kemasyarakatan. Karena itu, para penganut kitab suci dilarang bertikai dan bersilang dengan sesamanya, kecuali terhadap mereka yang zalim. Tetapi, melalui kegiatan berlomba-lomba menuju kepada berbagai kebaikan al-khayrat, perbedaan yang ada akan justru membawa kepada hikmah rahmat Allah, karena menyediakan proses pembiakan silang untuk kuatnya pandangan dan wawasan Nabi SAW bersabda, "Perbedaan umatku adalah rahmat." Maka, manusia pun berbeda-beda dan terbagi-bagi menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, semuanya tercipta atas kehendak Allah, agar kita saling kenal dan saling hargai, bukan untuk menjadi alasan membagi-bagi manusia secara diskriminatif, dengan pembagian tinggi rendah yang tidak berdasarkan hasil kerja atau jasa kepada sesama manusia. Dalam pandangan Ilahi, manusia seluruhnya adalah sama, kecuali berdasarkan tingkat takwanya. QS 49 13. Orang yang bertakwa, yang sadar akan kehadiran dan pengawasan Tuhan dalam semua kegiatan dan kerja. Yang mampu mengendalikan diri, bebas dari bisikan yang jahat setan yang terkutuk, yang mendorong manusia kepada perbuatan dosa akibat keserakahan kepada harta dan nafsu berkuasa selamanya. Orang yang bertakwa, yang tahu batas larangan Tuhan, dan yang selamat dari jatuh martabat, terhindar dari dosa yang membawa malapetaka kepada masyarakat dan umat. Orang yang bertakwa, yang sadar akan kehadiran dan pengawasan Tuhan dalam semua kegiatan dan kerja. Marilah kita semua kembali kepada kesucian asal kita, kesucian fitrah yang hanif, yang dengan tulus mencari dan mengikuti kebenaran dan kebaikan. Marilah kita tanamkan takwa dalam diri kita, menyadari kehadiran Tuhan dan pengawasan-Nya dalam segala kegiatan. Marilah kita lawan godaan setan yang mendorong nafsu serakah, dan marilah kita tegakkan keadilan, demi kebahagiaan kita seluruh warga masyarakat dan negara tanpa perbedaan. Marilah kita galang persaudaraan antarumat, antarsuku bangsa, dan antarsesama manusia seluruhnya. Marilah kita wujudkan masyarakat dan negara yang tertib, aman, dan damai, yang membuat bahagia seluruh warga negara. Marilah kita wujudkan itu semua dengan iman, amal kebajikan, bebas dari syirik pemujaan kepada harta dan kekuasaan. Disadur dari Harian Republika edisi 28 November 2003. Nurcholish Madjid 1938-2005 adalah mantan rektor Universitas Paramadina. Ia salah satu budayawan dan pemikir Muslim paling berpengaruh di Indonesia. Mulaiberpuasa hanya sampai waktu Dhuhur, lalu sampai waktu Ashar dan kemudian jika sudah berumur 10 tahun akan mampu untuk berpuasa sehari penuh karena telah terlatih sebelumnya. Dan jika pada usia tersebut si anak tidak melaksanakannya, maka wajib atas orang tua untuk memukulnya, sehingga tatkala baligh nanti, dia akan takut untuk
Pertanyaan Ibuku sudah tua umurnya, tahun lalu sakitnya semakin bertambah, dan tidak mampu berpuasa kecuali sepuluh hari. Perlu diketahui bahwa beliau tidak mampu manahan puasa, pertanyaanku adalah bagaimana cara saya mengqodoโ€™ hari-hari yang telah beliau berbuka? Teks Jawaban beliau tidam mampu berpuasa disebabkan sakit, dan ada harapan untuk sembuh serta mampu untuk berpuasa setelah itu, maka yang wajib adalah mengqodoโ€™ hari-hari yang dia berbuka di bulan Ramadan berdasarkan Firman Allah Taโ€™ala, Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. SQ. AL-Baqarah 185.โ€™ Kalau sekiranya dia tidak mampu berpuasa dan tidak ada harapan ke depannya berpuasa disebabkan sakit atau tua, maka tidak diwajibkan berpuasa. Dan diharuskan memberi makan untuk sehari satu orang miskin. Dalil akan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, 2318 dari Ibnu Abbas radhiallahuโ€™anhuma terkait dengan Firman Allah Taโ€™ala ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุทููŠู‚ููˆู†ูŽู‡ู ููุฏู’ูŠูŽุฉูŒ ุทูŽุนูŽุงู…ู ู…ูุณู’ูƒููŠู†ู Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.โ€™ SQ. Al-Baqarah 184. Berkata, Ini adalah orang tua renta laki-laki dan perempuasa yang keduanya tidak mampu berpuasa, sehingga memberi makanan sebagai penggantinya untuk sehari kepada satu orang miskin.โ€™ An-Nawawi rahimahullah berkata, Sanadnya hasan. Selesai. An-Nawawi rahimahullah berkata di kitab Al-Majmuโ€™, 6/262โ€™Syafiโ€™i dan teman-temannya berkata, Adalah orang tua yang mana puasa memayahkannya yakni mendapatkan kepayahan yang sangat. Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh, keduanya tidak ada kewajiban berpuasa tanpa ada perbedaan. Dinukilkan dari Ibnu Munzir adanya ijmaโ€™ akan hal itu. dan keduanya diharuskan membayar fidyah menurut pendapat terkuat dari dua pendapat yang ada. Selesai. Syekh Ibnu Baz rahimahullah ditanya dalam Majmuโ€™ Fatawa, 15/203 Tentang wanita yang sudah tua dan tidak mampu berpuasa, apa yang selayaknya dia lakukan? Beliau menjawab, Dia harus memberi makan kepada satu orang miskin untuk sehari sebanyak setengah shoโ€™ dari makanan penduduk setempat baik kurma, beras maupun lainnya. Kadar dalam timbangannya sekitar 1,5 Kg. Sebagaimana telah difatwakan hal itu oleh sekelompok para shahabat Nabi sallallahuโ€™alaihi wa sallam, diantaranya Ibnu Abbas radhiallahuโ€™anhuma. Kalau sekiranya dia fakir, tidak mampu memberi makanan, maka tidak ada apa-apa baginya. Kaffarah tebusan ini diperbolehkan diberikan kepada satu orang atau banyak orang, baik diawal, pertengahan maupun akhir bulan. Wabillahi taufiq. Selesai. Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/161 ditanya tentang wanita tua yang tidak mampu berpuasa pada bulan Ramadan. Hal ini telah berlangsung selama tiga tahun dalam kondisi seperti ini, tua dan sakit. Maka apa yang wajib baginya? Dijawab, Kalau kondisinya seperti yang disebutkan, maka dia harus memberi makan untuk hari-hari yang dia berbuka pada bulan Ramadan selama tiga tahun lalu kepada orang miskin. Memberi makanan setengah shoโ€™ dari jenis gandum, kurma, beras, jagung atau seperti makanan keluarga anda. Selesai.

ByTabung Wakaf. November 18, 2015. 10:44 am. "Berbahagialah orang yang disibukkan dengan aibnya sendiri, sehingga ia tidak sempat memperhatikan aib orang lain." (HR Al-Bazzar, dengan Sanad hasan) Sahabat, sesungguhnya Allah senantiasa menutupi aib yang ada pada diri kita, maka janganlah sekali-kali kita sibuk mengorek aib orang lain

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 59 B. Mengapa Harus Khawatir dan Putus Asa? Sebelum membahas hal ini, mari kita menyanyikan Pelengkap Kidung Jemaat no 241 Tak Ku Tahu Kan Hari Esok. Lagu ini menunjukkan bagaimana seharusnya sikap hidup orang yang percaya walau pun masa depan tidak terlalu jelas, tapi keyakinan bahwa Tuhan akan tetap memimpin dan membawa kita ke tempat yang disiapkan-Nya menjadi modal untuk tetap menjalani kehidupan ini. Tak ku tahu kan hari esok, namun langkahku tegap. Bukan surya kuharapkan, karโ€™na surya kan lenyap. O tiada ku gelisah, akan masa menjelang; ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang. Ref Banyak hal tak ku fahami dalam masa menjelang Tapi tโ€™rang bagiku ini Tangan Tuhan yang pegang. Mintalah peserta didik menyanyikan lagu ini dan menghayati kata- katanya. Apa pesan utama yang disampaikan oleh lagu ini? Apakah pesan ini cocok untuk tiap peserta didik? Mengapa mereka merasa demikian? Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, putus asa dianggap sama artinya dengan putus harapan, yaitu keadaan dimana seseorang tidak memiliki harapan. Sejak beberapa tahun terakhir ini kita semakin sering membaca atau mendengar berita tentang orang yang bunuh diri karena merasa tidak mampu melanjutkan hidup. Perhatikan bahwa kata merasa dicetak miring, dan tambahan pada kata merasa ini membuat makna kalimat berbeda dibandingkan dengan tanpa tambahan kata merasa. Artinya, belum tentu orang tersebut betul-betul tidak mampu, mungkin ia hanya merasa bahwa ia tidak mampu, padahal kemampuan untuk bertahan hidup masih ada padanya. Diunduh dari http 60 Buku Guru Kelas VIII SMP Wujud ketidakmampuan bisa beragam, misalnya, karena tidak mampu membayar hutang, tidak mampu membeli makanan untuk anak, tidak mampu membeli obat untuk menyembuhkan penyakit. Majalah Gatra edisi 29 Agustus 2003 menceritakan tentang kisah pilu Heriyanto yang mencoba bunuh diri karena ibunya tidak sanggup memberikan Rp. untuk membayar kegiatan ekstra kurikuler. Pada saat itu, ia baru berumur 12 tahun, masih sangat muda untuk mengerti bahwa tidak bisa membayar kegiatan ekstra-kurikuler tidaklah sama dengan harus mengakhiri hidup. Untung niat ini tidak tercapai walaupun ia sempat dalam perawatan intensif di rumah sakit dan mengalami cacat mental karena ketiadaan sementara aliran zat asam ke otaknya akibat jerat kuat tali di lehernya. Bunuh diri bisa terjadi pada seseorang yang tidak melihat bahwa hidupnya berarti sehingga ia tidak lagi melihat ada gunanya untuk melanjutkan hidup. Apakah dapat dibenarkan, bila kita putus asa untuk melanjutkan kehidupan dan memilih bunuh diri? Apakah memang kita berhak untuk mengakhiri hidup ini? Padahal bukan kita yang memberikan kehidupan dan karena itu mengakhiri kehidupan juga bukanlah hak kita. Suatu pesan yang indah tentang bagaimana menghadapi hidup disampaikan oleh Tuhan Yesus seperti yang diceritakan di dalam Injil Matius 6 25-34. Mari kita baca pesan Tuhan Yesus ini. โ€œKarena itu Aku berkata kepadamu Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa Diunduh dari http Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 61 kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.โ€ Paling sedikit ada tiga pesan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus disini. Pertama, bahwa kita tidak perlu kuatir untuk makan, minum, dan pakaian sebagai hal yang penting dalam hidup ini. Pemeliharaan Tuhan untuk kita jauh melebihi pemeliharaan Tuhan untuk burung yang tetap hidup karena makanan yang disediakan- Nya. Lihatlah juga pemeliharaan Allah terhadap bunga bakung yang indah. Ini semua menunjukkan bahwa Allah sungguh sangat memperhatikan kehidupan ciptaan-Nya. Salomo, yaitu raja Israel yang paling kaya dibandingkan dengan raja-raja lainnya, tentunya memiliki kemampuan untuk memakai baju yang maha indah. Namun, keindahan baju Salomo tidaklah sebanding dengan keindahan bunga bakung. Padahal, apalah artinya bunga bakung yang hanya disamakan dengan rumput, karena begitu hari berganti, keindahannya pun tidak ada lagi. Kekuatiran akan kecukupan makanan, minuman, dan pakaian dimiliki oleh mereka yang tidak mengenal Allah. Tetapi, mereka yang menjadi anak-anak-Nya tidak perlu memiliki kekuatiran akan hal-hal ini. Mengapa demikian? Karena rahasia keberhasilan menjalani hidup ini ada pada pesan Tuhan Yesus yang kedua. Apa pesan-Nya? Pesan-Nya adalah bahwa yang utama dalam menjalani kehidupan ini adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Artinya, ketika kita mengutamakan untuk mengenal Allah, karya-karya-Nya, janji-janji-Nya, maka kita akan terpesona terhadap Allah yang sungguh sangat mengasihi kita anak-anak-Nya. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Kekuatiran yang kita miliki tidaklah sebanding dengan apa yang Allah sanggup berikan kepada kita. Kekuatiran kita tidaklah sanggup membuat kita menjalani hidup dengan nyaman, malahan justru dengan penuh rasa was-was dan ketakutan karena tidak adanya jaminan akan sesuatu yang baik yang akan kita peroleh. Sumber http Gambar Burung sedang mengerumuni makanan Diunduh dari http 62 Buku Guru Kelas VIII SMP Oleh sebab itu, pesan Tuhan Yesus yang ketiga adalah, โ€œ...janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.โ€ Matius 6 34a Nah, apakah kita bisa menerima pesan Tuhan Yesus yang ketiga ini? Bila kita melihat di sekitar kita, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manusia hidup dengan penuh kekuatiran. Ada orang yang memilih untuk bekerja dengan sangat keras karena ingin mengumpulkan uang sebanyak- banyaknya demi masa depannya dan keluarganya. Bekerja keras artinya tanpa mengindahkan kesehatan dan makan teratur serta istirahat yang cukup. Gaya hidup seperti ini ternyata malah merusak kesehatan sehingga akibatnya, pada saat ia mencapai usia sekitar 40 tahun, ia menderita penyakit jantung, atau diabetes, dan sebagainya. Padahal, menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat, makan secara teratur dan ber gizi adalah penting untuk kelangsungan hidup yang baik. Tidak ada gunanya kita bekerja dengan sangat keras tanpa mengindahkan istirahat dan makanan yang memiliki asupan gizi seimbang bila ternyata kita meninggal dalam usia relatif muda akibat penyakit yang kita derita Bila Tuhan Yesus tidak ingin kita kuatir, Ia juga tentunya tidak ingin kita putus asa. Apalagi bila membunuh diri saking putus asanya. Harusnya, setiap orang percaya memiliki prinsip seperti tertera dalam Mazmur 146 5 โ€œBerbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya.โ€ Kita bisa menjadi putus asa karena mengandalkan pada kekuatan sendiri, atau mengandalkan orang lain, padahal, kekuatan diri sendiri atau pun kekuatan orang lain ada batasnya. Bila kita mengandalkan pertolongan pada Allah Bapa, apa yang kita butuhkan akan dipenuhi-Nya dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Hal yang kita butuhkan memang merupakan sesuatu yang kita perlukan untuk membuat kita semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Dia dan semakin berkarya demi kebaikan sesama. 2. Allah pasti memberikan apa yang memang kita butuhkan untuk kebaikan kita dan orang-orang lain yang ada dalam lingkungan kita. Jadi, saat kita bingung mengenai apa yang kita butuhkan tidak kita dapatkan, Gambar Seorang remaja pria memegang secarik kertas Diunduh dari http Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 63 ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi kita dan karena itu Allah sangat memperhatikan kita. Mungkin saja jawaban Allah datang tidak secepat yang kita harapkan, tapi tetap datang pada waktu yang tepat menurut Allah, bukan menurut kita. Tuhan Yesus berkata begini kepada murid- murid-Nya โ€œAdakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak- anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.โ€ Matius 7 9 -11 3. Kita harus gigih meminta apa yang kita butuhkan sampai mendapatkannya. Kegigihan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan memang disarankan oleh Tuhan Yesus sendiri dalam Matius 7 7-8. โ€œMintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.โ€ Sungguh kata-kata Tuhan Yesus ini sangat menguatkan kita, bukan? C. Penjelasan Kegiatan Pembelajaran dalam Tiap Langkah
Barangsiapameninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya." (HR. Hakim) berdzikir dan berpuasa insyaAllah bisa menahan hawa nafsu diri. Melalui Orang Tua; Selain teman, kita juga bisa meminta bantuan orang tua untuk mendatangi keluarga dari wanita yang kita sukai. Nantinya
Rasa takut pada anak merupakan hal yang wajar, karena ia menemukan beragam hal baru. Sebagai orangtua, Anda harus membantu anak melawan rasa takut tersebut. Namun, bagaimana bila anak takut pada orangtua sendiri? Hal ini bisa terjadi karena sikap yang ditunjukkan orangtua. Tidak jarang, hal ini sengaja dilakukan agar anak bersikap patuh. Tepatkah hal ini dilakukan orangtua atau lebih baik menumbuhkan rasa hormat pada orang tua? Apa yang terjadi bila anak takut orangtua? Jim Taylor dari University of San Fransisco mengatakan, ketakutan yang ditanamkan pada anak hanya akan memberikan efek jangka pendek. Pada saat hal ini diterapkan, anak mungkin akan mematuhi apa yang orangtua inginkan. Namun perlu diketahui, ketakutan anak pada orangtua akan memberi efek buruk untuk jangka panjang. Rasa takut tersebut bisa menimbulkan stres, rasa tidak aman, kecemasan, dan sejumlah masalah psikologis, emosional, dan fisik lainnya. Ditambah lagi, anak dengan kondisi ini akan menerapkan hal yang sama saat dia menjadi orangtua nantinya. Anak pun cenderung berbohong untuk menghindari kemarahan mereka. Selain pada keluarga, kondisi ini juga bisa berdampak negatif pada anak di lingkungan sosialnya. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dengan emosi dan ketakutan bisa menggunakan cara yang sama dalam berinteraksi dengan temannya. Parahnya, anak bisa bersikap mengintimidasi bullying terhadap anak lain. Mendidik anak agar hormat pada orangtua, bukan merasa takut Menanamkan rasa takut dan hormat respect pada anak terhadap orangtua merupakan dua hal yang berbeda. Rasa takut berarti dipaksa, sementara hormat bisa didapat tanpa paksaan. Dengan tumbuhnya rasa hormat, anak akan senantiasa mendatangi orangtua bila membutuhkan bantuan, nasihat, atau dorongan, bahkan hingga mereka dewasa nanti.
Orangtersebut bisa saja lebih tua atau muda dari kita. Siapapun yang Tuhan pakai, kita harus mau mendengarkan kritik dari orang lain. 4. Bertobat. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. 2 Samuel 12:16
Efesus 61. -Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah ayahmu dan ibumu โ€” ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi Efesus 61-3PendahuluanPembahasan mengenai Efesus 61-3 ini menggambarkan bahwa, orang-orang pada zaman tersebut juga hidup didalam aturan yang dibuat pemerintahan Romawi, mereka pada zaman itu merasa hidup mereka tidak bebas, sehingga Rasul paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Efesus supaya mereka hidup sesuai dengan jalan Kristus, mereka hidup benar dihadapan Tuhan, walalupun banyak tekanan yang mewajibkan mereka melakukan demikian, tetapi Paulus tetap menasehati mereka terus-menerus supaya mereka tetap hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, salah satunya tentang hubungan orangtua dengan Kata Taat dalam Efesus 61Kata taatilah orang tuamu didalam Tuhan Taatilah dalam beberapa bahasa ungkapan dapat diterjemahkan sebagai Turutilah Perintah, atau patuhilah kata-kata, atau seperti dalam bahasa Yunaninya, dengarkanlah. Dan ini merupakan istilah yang lebih kuat daripada tunduklah yang dikemukakan sebagai tugas seorang istri. Didalam Tuhan. โ€œLingkungan dimana hal ini harus terwujud, yaitu suatu ketaatan Kristiani yang digenapi dalam hubungan dengan Kristusโ€. Dalam beberapa bahasa , seluruh ungkapan ini dapat diungkapkan menjadi Taatilah orangtuamu karena kamu adalah milik Tuhan, atau Patuhilah perintah orangtuamu dalam peresekutuan yang akrab dengan Kristus. Kita juga dapat menarik kesimpulan lagi yaitu, sebagai pengikut Kristus, taatilah orangtua kalian, atau dalam BIMK, sebagai orang percaya dengarlah orangtua kalian.โ€œKarna haruslah demikianโ€ , ungkapan ini nampaknya digunakan untuk menegaskan perintah atau nasehat tadi, dapat disimpulan kata ini berarti, karena itulah yang memang harus kalian ini ditunjukan sebagai prinsip abadi AllahMatthew Hanry menuliskankan bahwa, taat itu merupakan tugas anak-anak kepada orangtua mereka. Merupakan rasa takut kepada Tuhan. Tugas besar anak-anak adalah untuk mematuhi orang tua mereka ayat 1, orang tua menjadi alat keberadaan mereka, Tuhan dan alam yang telah memberi mereka wewenang untuk memerintah, dengan tunduk kepada Allah; dan, jika anak-anak akan patuh kepada orang tua mereka yang saleh, mereka akan berada dalam cara yang adil untuk menjadi saleh sebagaimana adanya. Ketaatan yang dituntut Tuhan dari anak-anak mereka, atas nama mereka, mencakup penghormatan batin, serta ekspresi dan tindakan lahiriah. Kita tidak boleh tidak taat kepada Bapa surgawi kita dalam kepatuhan kepada orang tua duniawi; karena kewajiban kita kepada Allah adalah prioritas dan lebih tinggi dari semua orang menegaskan bahwa taat yang dalam teks Efesus 61-3 adalah taat yang di lakukan secara berkesinambungan artinya anak-anak yang masih kecil atau menginjak usia dewasa tetap wajib mentaati orangtua mereka selama orangtua hidup. Karena kedudukan orangtua patut diindahkan. Dan bagi Paulus perintah ini mengartikan ketaatan anak adalah kewajinan Kristiani, pada hukum dan Alkitab. Dengan perkataan lain, kewajiban itu wajar dan tertulis. Hati nurani dan dasar kewajaran itu diperkuat lagi dengan tradisi zaman baru dan Injil yang berkata, hai anak-anak taatilah orangtuamu โ€œ di dalam Tuhanโ€, yaitu Tuhan Kata Hormat Dalam Efesus 62Dalam beberapa bahasa, Hormatilah Ayah dan ibumu bisa diungkapkan menjadi, kalian harus menganggap penting ayah dan ibu kalian masing-masing atau kalian harus menghargai dengan sungguh-sungguh ayah dan ibu hormat, honour ayat 2, berasal dari akar kata menghormati, atau mengakui kedudukan. Seperti yang di jelaskan Wiersbe Commentary bahwa kata hormat merupakan perintah bagi anak-anak untuk terus menghormati orang tua mereka, dan menunjukkan rasa hormat yang tinggi dan karenanya dianggap berharga, dihargai, dihargai atau dihormati. Untuk menunjukkan rasa hormat kepada seseorang adalah mengenali nilainya sebagai seseorang, Kata Hormatilah atau hormat di dalam Perjanjian Baru banyak digunakan misalnya di Matius 279b. Markus 279a. - hormat, Matius 154, 8; Markus 76; 1019; J 523; Efesus 62; 1 Timotius 53; 1 Petrus 217. Sangat menarik bahwa Paulus menegaskan hal ini langsung kepada anak-anak dalam keluarga juga hadir ketika ibadah berlangsung, dan mendengarkan Paulus saat ia menyampaikan perintah ini dan sifatnya berlangsung terus-menerus. Gaebelein menulis To honor แฝทฮผฮฑ is more than obey. It is to respect and esteem. Obedience on the part of children consist in listening to the advice given by parents hypakoute. Artinya menghormati sama kedudukannya dengan taat, tetapi hormat mengarah kepada soal tanggung jawab dan menghargai. Dan ketaatan merupakan bagian seorang anak mendengarkan masukan atau saran dari orang tua. Jadi menghormati orangtua merupakan suatu perintah dan kewajiban dari seorang anak terhadap orangtua secara terus menerus. Penghormatan sejajar dengan ketaatan, yaitu menghargai dan mengasihi mereka. Tindakan taat dilanjutkan dengan tindakan hormat kepada orangtua. Hal ini berlangsung terus menerus selama anak memiliki orangtua orangtua masih hidup dan tindakan ini juga bisa ditujukan kepada orang yang lebih tua seperti para pendidik mereka di gereja, di sekolah atau dalam masyarakat. Perintah utama untuk menghormati orang tua diberikan dengan disertai janji yaitu menjadi berhasil dan berumur panjang di Kata Janji dalam Efesus 6 3Kata janji dalam teks ini menurut Detzler Bible Knowledge Commnetary dijelaskan bahwa ini adalah perintah pertama dengan sebuah janji. Bagi Paulus, untuk konteks ini perintah itu harus menjadi perintah utama. Paulus mendasari hukum taurat bagian kedua khususnya hukum kelima menjadi perintah paling utama untuk anak-anak. Ini adalah "pertama" dalam arti "perintah utama," yaitu, yang paling penting bagi anak-anak dan itu juga memiliki janji. Di mana Paulus menggabungkan kewajiban anak untuk menaati orangtua dengan kewajiban terhadap Allah. Janji bagi mereka yang mematuhi orangtua mereka adalah bahwa mereka menikmati kehidupan yang sejahtera dan umur panjang di bumi. Ini menyatakan prinsip bahwa ketaatan memupuk disiplin diri, yang pada gilirannya membawa stabilitas dan umur panjang dalam kehidupan seseorang. Orang Israel yang terus-menerus tidak taat kepada orang tuanya tidak diistimewakan untuk menikmati kehidupan yang panjang dan stabil di tanah Israel. Contoh yang jelas dari hal ini adalah anak-anak Eli, Hofni dan Phinehas 1 Samuel 411]. Janji itu diberikan kepada Israel di Perjanjian Lama, asas itu masih berlaku hari ini. Dan ini menegaskan adanya hubungan janji dengan perintah yang diberikan kepada anak, bahwa janji itu sekaligus sebagai pujian bagi anak-anak yang taat dan hormat kepada para orangtua mereka. Anak akan diakui kedudukan sebagai anak-anak yang taat dan hormat kepada orangtua, dan mereka akan mendapatkan โ€œkebahagian selama hidup di bumi dan di surga.โ€ Anak-anak akan menerima berkat rohani dalam Kristus, anak-anak akan menikmati kemantapan sosial dalam bermasyarakat yang sehat dan kuat. Anak yang mendapatkan pujian memupuk rasa percaya diri. Janji dalam perintah untuk menghasilkan karakter taat dan hormat bagi anak akan menuai hasil berupa pujian dari Allah, dan pujian dari para orang tua anak. Bagi anak-anak yang biasa dipuji, akan tumbuh rasa percaya diri yang besar. Tafsiran Efesus 61-3Efesus 61 โ€œanak-anakโ€ tidak pasti usia berapa yang dirujuk disini. Dalam kehidupan orang Yahudi seorang laki-laki menjadi seorang pria, bertanggung jawab kepada hukum dan boleh menikah, pada usia 13 tahun yaitu, bar mitzvah seorang gadis menjadi pada usia 12 yaitu bath mitzvah. Dalam budaya Romawi anak laki-laki menjadi seorang pria pada usia 14, dalam kebudayaan Yunani, pada usia 18. โ€taatilahโ€ ini merupakan istilah majemuk Yunani dari โ€œmendengarโ€ dan โ€œdi bawahโ€ . parallel kolosenya menambahkan โ€œdalam segala halโ€. Ketaatan ini pasti untuk jangka waktu tertentu masa kanak-kanak. Bahkan perintah ini harus diimbangi dengan Matius1034-39. Otoritas tertinggi bukanlah orangtua, tetapi Ilahi. โ€œdalam Tuhanโ€ pencakupan ini memastikan bahwa konteksnya adalah rumah tangga Kristen. Konteks ini menyiratkan biak anak-anak Kristen dan orangtua Kristen. โ€œHaruslah demikianโ€ Alkitab dengan jelas menyatakan hubungan pemberian Allah antara orang tua dan anak-anak. Keluarga yang kuat membentuk masyarakat yang kuat. Efesus 62 โ€œhormatilahโ€ ini adalah sebuah present present active imperative. Ini adalah kutipan dari sepuluh perintah Allah. โ€œhormatilahโ€ adalah istilah komersial yang berarti โ€œmemberikan bobot yang pantas kepadaโ€ ini mencerminkan konsep PL bahwa apa yang adalah โ€œberat/berbobotโ€adalah berharga. Orangtua harus dihormati dan dihargai oleh anak-anak Kristen. Tidak ada orangtua yang sempurna sebagaimana juga tidak ada anak yang sempurna. โ€œAyahmu dan ibumuโ€ ini menunjukkan bahwa kedua tua layak untuk dihormati dan dihargai. โ€œini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji iniโ€ kutipan dalam ayat Efesus 63 ini digunakan dalam ulangan dalam konteks yang berbeda. Ini bukan janji umur panjang untuk individu, tapi janji kebudayaan akan stabilitas sosial. Perhatikan bahwa Paulus, dengan mengutip sepuluh perintah Allah, menunjukkan bahwa hukum masih berlaku sejauh sebagai pedoman perwahyuan untuk orang Kristen tetapi tidak untuk keselamatan. Efesus 63 โ€œdi bumi Paulus mengadaptasi kutipan PL dari โ€œdi tanah yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamuโ€ dan mengubahnya menjadi sebuah prinsip umum. Para penulis PB sering mengambil janji PL untuk Israel dan diadaptasi menjadi kebenaran kepada OrangtuaHai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam tuhan, karena haruslah demikian Efesus 61. Dalam terjemahan Yunani kata taat hupakou yang berarti to listen. Kata ini menjelaskan taat berarti harus mendengar dengan sikap yang benar yakni menyimak dengan seksama dan kemudian dilakukan. Mendengar nasihat dari orangtua, bukan hanya sambil lalu, melainkan dihayati dan dilakukan. Menaati orangtua merupakan suatu kewajaran alamiah. Perintah bahwa anak-anak wajib menaati orangtuanya adalah pernyataan khusus dari Allah, menjadi โ€œhukum wajarโ€ yang ditulis Allah di hati nurani semua manusia. Hukum itu berlaku di setiap masyarakat, terlebih lagi di masyarakat Kristen. Seorang anak wajib menaati orangtuanya tak usah dipersoalkan, karena menaati orangtua adalah tuntunan akal sehat; kewajiban anak untuk menaati dan menghormati orangtua. Ketaatan ini memiliki standar yang tak ternilai oleh nalar manusia yang berdosa. Ketaatan kepada orangtua yang dimaksud merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Tuhan. Maka, dikatakan bahwa taatilah orangtuamu di dalam Tuhan. Alasan ini juga merupakan suatu penerapan tema dari seluruh bagian, yaitu โ€œrendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan kristusโ€ Efesus 521. Inilah keharmonisan dalam keluarga yakni anak-anak taat kepada orangtua dalam Orang-tuaMeskipun zaman berisikan kemajuan dan kebebasan yang luar biasa, tetapi anak-anak supaya tetap mentaati orangtuanya di dalam Tuhan. Dalam terjemahan Yunani, hormat berarti timao yang berarti honour, value. Kata ini menjelaskan mengenai bagaimana sikap menghargai dan menghormati yang tidak hanya dimulut tetapi Nampak juga dalam perbuatan. Rasa hormat yang dilakukan kepada orangtua adalah suatu perintahdan itu merupakan salah satu butir hukum taurat yang dikutif Rasul Paulus. Menghormati orangtua berarti menghargainya waktu masih hidup. Menghargai orangtua pada waktu sehat dan sakit, bukan pada waktu mereka sudah mati. Sikap hormat anak kepada orang tua, tidak ditentukan oleh sebuah persyaratan, apakah orangtuanya baik atau tidak, tetapi merupakan sebuah keharusan karena sudah diperintahkan Tuhan dalam hukum Taat dan Hormat Kepada OrangtuaAkibat dari taat dan hormat kepada orangtua ada janji tuhan tentang kebahagiaan dan umur panjang akan mengkuti sepanjang hidup. Jadi, kebahagiaan dan umur panjang adalah akibat dari taat, maka tidak dapat dijadikan sebagai tujuan. Maka yang terkandung dari kata kebahagiaan dan panjang umur adalah Berbahagia terjemahan Yunani dari kata berbahagia adalah eu, artinya prosper. Kata ini menjelaskan mengenai kehidupan yang selalu berhasil dan menjadi dan makmur. Panjang umur terjemahan Yunani dari kata panjang umur adalah makrochronios, artinya long lived. Kata ini menjelaskan mengenai durasi yang panjang seorang hidup dalam dunia ini. Itulah berkat dari Allah bila kita mengasihi orang tua dengan tulus. Berkat dari Allah ini dapat terealisasi jika taat dan hormat yang dilakukan dengan benar sebagai respon kepada firman Bagi Anak-Anak Kristen pada Masa KiniMenghormati orang tua adalah mengingat sumber kita. Akhirnya, bila kita menelusuri kembali sumber kita, kita akan sampai kepada Allah. Karena itu, menghormati orang tua hampir sebanding dengan menjunjung Allah. Bila kita menjunjung Allah, kita akan menghormati orang tua kita. Untuk itu melaui Efesus 61-3 ini kita sebagai sebagai seorang anak memiliki tanggungjawab yaitu seorang anak yang taat kepada orang tua kita seperti kepada Tuhan, tidak dengan manipulasi atau kepalsuan tetapi dengan motif yang murni untuk kemuliaan Tuhan. Melalui ini juga kita diminta untuk mewujudkan hubungan yang istimewa ini sebagai gaya hidup orang Kristen yang sejati, sebagimana yang dicantumkan dalam Alkitab yakni taat dan kasih . Melalaui nas inilah kita sebagai anak harus menghormati orang tua kita selama orang tua masih hidup baik dalam keadaan sakit atau sehat. Di zaman sekarang ini memang banyak anak-anak yang kurang menghargai orangtua dan tidak taat kepada orangtuanya dan melalui inilah kita diingatkan untuk menghormati orangtua kita di dalam Tuhan dan melalui tulisan Paulus, seorang anak yang taat dan menghormati orangtua akan mendapat janji dari Allah yaitu berbahagia dan panjang umur di Menghormati orang tua kita adalah mengingat sumber kita. Akhirnya, bila kita menelusuri kembali sumber kita, kita akan sampai kepada Allah. Karena itu, menghormati orang tua hampir sebanding dengan menjunjung Allah. Bila kita menjunjung Allah, kita akan menghormati orang tua kita. 2. Selama seorang anak memang masih usia anak-anak, selama itu pula ia wajib taat kepada orang tuanya. Paulus mengingatkan bahwa ketaatan terhadap orang tua tidak hanya bagian dari komitmen kristiani melainkan juga suatu hal umum yang benar untuk dilakukan. Ketaatan yang demikian menurut Paulus adalah suatu keharusan atau barangkali lebih baik, sesuatu yang benar dan adil bagi Allah.
thinkpositive akan menghasilkan positive thing. Semua hal yang terjadi adalah hasil dari pemikirinmu. apa yang dipikirkan, bagaimana memikirkan, itulah. menulis adalah caraku untuk mengekspresikan perasaan serta pemikiran yang tidak siap untuk diutarakan kepada orang lain (secara langsung), yang dimana ketika aku siap (tapi) ternyata orang tidak siap untuk mendengarkan. Dengan menulis aku Menjadi orangtua tanpa dibarengi dengan ilmu parenting yang baik akan membuat anak tumbuh di lingkungan yang tidak sehat. Ada banyak kesalahan dalam parenting yang membuat hubungan antara orangtua dan anak jadi terasa tidak nyaman, terutama dalam komunikasi. Bisa berbagi cerita dan menjadi teman curhat dengan anak itu suatu hal yang spesial. Anak akan spontan terbuka pada orangtua jika dia merasa nyaman dan aman. Namun, banyak orangtua yang tidak sadar tentang hal ini yang akhirnya bingung kenapa anaknya tertutup dan tidak mau curhat sebenarnya ada banyak alasan kenapa anak jadi takut untuk cerita, seperti lima di antaranya ada dalam pembahasan berikut ini. 1. Takut curhatannya dihakimiIlustrasi ayah sedang menasihati anak de RichelieuHal pertama yang bikin anak gak mau curhat ke orangtua adalah karena takut nanti apa yang dia ceritakan bakal dihakimi, terutama jika itu tentang kegagalan atau hal buruk yang dia alami. Sebab, seperti yang kita tahu bahwa orangtua paling sensitif dengan hal tidak baik, kan. Jadi wajar kalau kemudian anak merasa takut sehingga tidak mau curhat pada orangtuanya. Apalagi jika orangtuanya adalah tipe yang strict dan otoriter, maka bisa dipastikan anak akan memilih memendam ceritanya sendiri daripada bercerita, tapi akhirnya dihakimi. 2. Gak nyaman dengan pertanyaan orangtua yang terlalu kepoilustrasi ayah sedang menasehati anaknya seperti orang dewasa yang tidak suka ketika urusannya terlalu dikepoin orang, anak-anak pun juga sebenarnya seperti itu. Bisa dibilang salah satu alasan anak gak mau curhat ke orangtua adalah karena ia merasa risi dan tidak nyaman atas pertanyaan orangtuanya yang terkesan kepo. Masa remaja biasanya menjadi masa dimana anak mulai sedikit bercerita pada orangtuanya. Sebab, ketika remaja ia mulai sadar tentang privasi dan memberi batasan pada orang lain untuk ikut campur dalam urusannya. Baca Juga Inspirasi Gaya Parenting dari 5 Orang Terkaya di Dunia, Berani Coba? 3. Pernah sakit hati akibat orangtua yang menyudutkan saat curhatilustrasi orangtua menasihati anaknya gabby-kEntah karena emosi sesaat atau kondisi yang sedang sensitif, kadang orangtua mungkin melakukan suatu hal yang menyinggung anaknya. Hal ini juga berhubungan pada anak yang tidak mau curhat ke orangtua. Mungkin saja alasannya karena dia pernah merasa sakit hati akibat orangtua yang menyudutkannya saat curhat. Orangtua mungkin tidak mengingatnya, tapi anak adalah pengingat yang handal. Jadi sangat disarankan bagi para orangtua untuk tidak bersikap sembarangan pada anak. Sehingga saat dia curhat dan bercerita kamu bisa menanggapinya dengan lebih tulus dan terbuka. 4. Menyebarkan apa yang diceritakan ke banyak orangilustrasi mengobrol ShvetsMungkin gak semua seperti ini, tapi tahukah kamu bahwa ada orangtua yang suka sekali membicarakan perihal anaknya ke orang lain. Bagian terburuknya adalah orangtua menceritakan kembali curhatan anaknya ke orang-orang, seperti tetangga dan keluarga besar. Inilah alasannya kenapa anak jadi malas dan gak mau curhat ke orangtua. Bukannya merasa lega setelah bercerita yang ada malah merasa tertekan akibat rasa malu yang diakibatkan oleh orangtua sendiri. Apalagi kalau sampai menyebarkan curhatan yang bersifat privasi ke orang lain tanpa berpikir dulu. 5. Dari dulu gak pernah didengar dengan sepenuh hatiilustrasi orangtua memarahi anak menjadi orangtua, tentu tanggung jawab dan kesibukan yang dimiliki jadi semakin padat, dan hal ini jugalah yang kemudian membuatmu jadi kurang memberi perhatian pada anak. Alasannya gak mau curhat ke orangtua adalah karena ia merasa bahwa ceritanya tak pernah didengar dengan sepenuh hati. Entah kamunya yang mendengarkan ceritanya sambil mengantuk, membaca buku, bekerja, atau bahkan menanggapinya dengan setengah hati sehingga terkesan cuek. Meskipun diam, tapi hati anak sebenarnya kecewa ketika ia diacuhkan, lho. Itulah kenapa dia jadi gak mau bercerita apa-apa lagi ke orangtuanya. Anak menjadi tertutup dan gak mau curhat ke orangtua pasti ada alasannya, dan dengan mengetahui dari lima poin tadi mungkin bisa jadi bahan intropeksi diri untuk memperbaiki komunikasi antara orangtua dan anak. Karena sebenarnya asyik banget kalau orangtua dan anak bisa jadi teman curhat. Baca Juga 5 Rutinitas Sebelum Tidur yang Bisa Eratkan Hubungan Anak dan Orangtua IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. APFrs.
  • 5fuwcteoly.pages.dev/228
  • 5fuwcteoly.pages.dev/181
  • 5fuwcteoly.pages.dev/239
  • 5fuwcteoly.pages.dev/176
  • 5fuwcteoly.pages.dev/337
  • 5fuwcteoly.pages.dev/226
  • 5fuwcteoly.pages.dev/122
  • 5fuwcteoly.pages.dev/192
  • 5fuwcteoly.pages.dev/146
  • kita berpuasa karena takut kepada orang tua